Allah Telah Memilih Kita
“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita
sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya”
– Efesus 1:4
Kata
memilih itu artinya tidak semua! Karena memilih adalah tindakan selektif, di
mana seseorang harus menentukan mana-mana saja yang ingin dia ambil atau
miliki. Demikian juga dengan Allah, ketika Ia memilih; maka tidak semua orang
itu terpilih melainkan yang Dia kehendaki saja. Seperti yang dikatakan dalam
teks di atas bahwa “Allah telah memilih
kita…”. Dari kenyataan ini, kita bisa menarik sebuah pesan yang menakjubkan
bahwa ternyata kita yang percaya kepada-Nya ialah orang-orang yang spesial dan
berharga. Sebab kita merupakan hasil dari sebuah pilihan. Anda dan saya adalah
orang-orang yang dikhususkan untuk menjadi umat-Nya! Ini menunjukkan bahwa
status atau keberadaan kita tidaklah sama dengan semua orang yang hidup di
dunia ini. Status kita adalah orang pilihan Tuhan.
Sekarang
mari kita melangkah lebih jauh dan dalam lagi, untuk menggali kebenaran firman
Tuhan ini. Yakni, pemilihan Tuhan itu
ternyata berlangsung sudah sangat lama, bahkan tak terjangkau oleh waktu; yakni
pada saat sebelum dunia dijadikan. Perhatikan kata “Allah telah memilih…”, kata ‘telah’ ini menunjukkan bahwa tindakan
Allah untuk memilih kita itu terjadi pada masa lampau. Bukan kini apalagi
nanti. Ini artinya, pemilihan itu dilakukan Tuhan pada saat kekekalan, ketika
segala yang ada ini belum ada. Mungkin kita bertanya, bagaimana mungkin hal ini
bisa terjadi? Jawabannya ialah bisa. Sebab Allah adalah pribadi yang sempurna
dan kekal, Dia merancang semua ini diluar waktu dan menggenapkan semua
rancangan-Nya yang besar ini di dalam waktu. Allah mendesain semua ini di dalam
kekekalan dan memungkinkannya terjadi di dalam kesementaraan. Inilah Allah,
bahwa Dia merancang dan memilih diluar waktu yaitu di kekekalan yang baka.
Jika
pemilihan Allah berlangsung demikian, maka pemilihan
ini secara total ialah karya Allah semata. Perhatikan kata “Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih
kita…”, dari kalimat ini kita ketahui bahwa yang bertindak untuk memilih
adalah Pribadi Allah seorang. Subjeknya adalah Allah dan objeknya ialah
manusia. Allah tidak bertindak bersama-sama dengan pribadi lain! Hanya Dia
seorang yang menjadi agen pemilihan tersebut. Oleh karena itu benarlah apa yang
dikatakan oleh Tuhan Yesus sebagai konfirmasi, ketika Ia berkata kepada
murid-murid-Nya bahwa “Bukan kamu yang
memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh 15:16).
Lagipula,
tindakan pemilihan ini berlangsung sebelum dunia dijadikan. Ini menunjukkan
bahwa tindakan Allah tersebut hanya dilakukan oleh Dia sendiri. Sebab tidak
mungkin ada pribadi yang lain pada saat kekekalan itu. Hanya Allah sendirilah
yang memilih. Oleh sebab itu, tidak pantas jika kita sebagai manusia merasa
memilih Allah! Karena ternyata kitapun belum ada pada saat Allah merancangkan
semua ini. Dan dari kalimat ayat yang kita kutip tadipun, memberitahukan secara
eksplisit bahwa Allahlah yang memilih dan bukan kita.
Kemudian,
pertanyaan yang timbul adalah mengapa
dan untuk apa Allah memilih kita sedemikian rupa? Jawabannya adalah karena
Allah ingin agar kita kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya. Hal yang agak aneh
ketika seseorang memilih tapi tanpa tujuan. Biasanya seseorang memilih karena
ada unsur kesukaan, kesenangan dan ketertarikan demi mewujudkan tujuannya.
Demikianpula dengan Allah, bahwa Dia memilih kita oleh karena Dia suka, senang
dan ingin menyatakan kebesaran dan kemuliaan-Nya. Apakah kemuliaan-Nya itu?
Kemuliaan-Nya adalah menjadikan kita kudus dan tak bercacat. Kudus sebagai
orang yang terpisah dan unik sebagai milik kepunyaan-Nya. Kita tidak lagi sama
dengan dunia, melainkan kaum yang terkhusus atau terisolasi menjadi anak-Nya.
Hidup kita tidak sama lagi dengan dunia yang berdosa ini. Melainkan kudus dan
berkenan dihadapan-Nya. Dimata Allah, kita sama sekali tidak bercela oleh
karena pilihan-Nya yang sempurna itu. Ditambah, darah Kristus telah menguduskan
kita satu kali untuk selama-lamanya.
Jadi, demikianlah keberadaan kita sebagai umat pilihan. Allah berkenan memilih kita orang-orang yang berdosa untuk menjadi umat kepunyaan-Nya. Kiranya, dengan merenungkan pemilihan Allah yang luarbiasa ini, menjadikan kita orang-orang yang selalu rendah hati dan berserah kepada Allah. Mengakui Dia dalam semua aktifitas kita. Amin. Tuhan memberkati. (Pdt. Theos M. Purba)
